Apakah DPR = Dewan Perwakilan Rakyat ?
Melihat kondisi politik di Indonesia
kian hari kian memanas, kondisi yang tidak kondusif di pelihatkan oleh para
elit politik yang berada di Lembaga kehormatan, mereka yang seharusnya menjadi
wakil rakyat memperjuangkan cita-cita bangsa ini malah lebih mementingkan
kelompok bahkan diri mereka sendiri, Apakah pantas mereka disebut perwakilan
rakyat..?
Amanat undang-undang
menyebutkan bahwa kepentingan negara harus diutamakan bukan golongan ataupun
pribadi, dapat kita lihat bersama, dua kubu koalisi politik yang sampai saat
ini masih memperdepatkan soal kekuasaan saja, sehingga sampai saat ini
tugas-tugas mereka belumlah berjalan sebagaimana mestinya, yang lebih
menggelikan hati adalah mereka tak ubahnya seperti anak-anak kecil yang sedang
merebutkan sebuah mainan, Inikah DPR ?
Permasalahan semakin memanas
setelah KIH merasa tidak terima dengan sapu bersihnya KMP di kursi pimpinan
DRP, tapi coba kita lihat Kabinet Kerja Jokowi/JK, disana disapu bersih oleh
KIH kan?, berarti harusnya permasalahan ini selesai, dan sebenarnya itu menjadi
suatu kekuatan yang mampu saling melengkapi satu sama lain, namun yang terjadi
apa? KIH di DPR tetap dengan sikap apatisnya, dengan membentuk DPR tandingan,
sehingga memicu permasalahan baru, dimana pemikiran mereka, wahai orang-orang
hebat disana tidak malukah Anda dengan saudara-saudara Anda setanah air
menyaksikan Anda dari media-media, bahwa
Anda yang dipilih mereka hanya bermain dan berebut kekuasaan demi kepentingan
kelompok saja..? inikah wakil rakyat ?
Rapat ricuh, bicara tak
tentu arah dan sopan santun, etika dan moral tak mencerminkan budaya timur,
wibawa dan sifat dewasa yang tak terlihat, senior merasa hebat dan tak mau
disalahkan, junior yang tak berpengalaman duduk diam sebagai penonton, apa
negara tidak rugi mefasilitasi mereka dengan biaya yang tidak sedikit hanya
untuk itu saja ?
Sungguh mengecewakn rasanya,
tapi SIAPA yang harus disalahkan ?
Masing-masing harus
intropeksi diri, tingkatkan pengetahuan dan kualitas diri, berfikirlah jauh
kedepan, karena kita hidup bukan hanya untuk diri sendiri namun untuk orang
banyak, kamu boleh saja pintar tapi jika tak ada yang memakai ilmu kamu apalah
lah dayamu, kamu boleh saja kuat tapi kamu tak mampu membuat sesuatu yang
berkesan apalah artinya, kamu boleh saja kaya tapi disekitarmu masih sengsara
apalah gunanya kamu. (Nsr)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.